Rabu, 01 Juli 2009

Tiga tempat dalam semalam Di Jogja

Malam itu kamis 4 Juni 2009, udara di Yogyakarta tetap saja panas. Jalan di kota ini dihiasi dengan Lampu kota, terlihat ada beberapa pedagang lesehan yang menjajakan makanan dan para wisatawan yang sekedar berjalan-jalan.

Aku dan kedua teman ku yang datang dari Bandung di antar oleh kawan lama yang sedang menyelesaikan studinya di salah satu Universitas di Yogya, dengan kendaraan sepeda motor pinjaman, kami menghabiskan waktu malam di kota gudeg ini.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Tugu, Tugu yang kini hampir berusia 3 abad itu merupakan landmark kota Yogyakarta. Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu Yogya memang sangat terkenal, sampai ada istilah kalau tidak berfoto di kawasan tugu, maka belum bisa disebut sudah ke Yogya. Terlihat orang-orang berfoto disana. Jika malam sudah larut, banyak wisatawan yang menghabiskan waktunya untuk sekedar berfoto di kawasan itu, aku dan kawan ku berdiri menatap keanggunan tugu itu yang menjadi berwarna kuning keemasan oleh pantulan cahaya lampu kota.

Setelah mengambil foto di Tugu, kami melanjutkan tempat tujuan yang kedua, yaitu angkringan di sekitaran Stasiun Tugu, mereka menjajakan dagangannya seperti nasi kucing yang harganya benar-benar murah, dan satu lagi yang unik yang menjadi ciri khas di angkringan ini, 'kopi jos'.Kopi yang dipanaskan dengan arang ini membuat para pengunjung penasaran, saking bikin penasarannya, sampai-sampai salah satu kawan ku menjilat arang yang dicelupkan ke kopi tersebut, “tapi kok rasanya pahit,” kata teman ku. Kontan saja kami tertawa.

Hampir 2 jam kami mengobrol di angkringan Stasiun Tugu, sambil menyeruput kopi jos yang rasanya benar-benar khas, terasa bau arang yang sangat kental bercampur dengan aroma kopi. Sesekali kami bersenda gurau sambil bercerita tentang pengalaman masing-masing. Setelah kopi habis, kami pun bergegas ke tempat tujuan terakhir kami, yaitu kawasan Keraton dan alun-alun kidul. Kami menuju ke alun-alun kidul terlebih dahulu, di tengah lahan yang luas itu, ada dua pohon beringin besar yang membentuk seperti gawang sepak bola, konon yang bisa melewati antara dua pohon itu doanya akan terkabul. Sangat berbau aroma mistis yang sangat kental, dan memang ini yang menjadi daya tarik kawasan alun-alun kidul Yogyakarta.

Setelah dari alun-alun kidul,kami menju Keraton, baru kali Keraton bisa terlihat lebih dekat, kami berdiri persis di gerbang keraton, sayang batrre kamera habis, jadi kami tidak bisa mengabadikan gambar kerataon. Jam sudah menunjukan pukul 4 pagi, kami harus bergegas pulang untuk beristirahat.

0 komentar:

Posting Komentar